Kadang
sesuatu yang dinamakan rindu itu memang sebuah misteri yang mungkin
hanya Tuhan yang tahu. Untuk seorang manusia seperti saya dan kebanyakan
manusia lain, mendefinisikan arti dari sebuah rasa rindu terkadang
lebih susah daripada menikmati perasaan itu sendiri. Merasakan suatu
sensasi yang belum atau pernah sesekali dirasakan sebelumnya. Suatu
sensasi yang sempat terentang waktu dan mungkin tempat hingga perasaan
itu muncul mencoba memaksa untuk dirasakan kembali meski hanya sesaat.
Rasa yang muncul meski sesaat itu lebih merintih dan mengais-kais logika
manusia masing-masing orang yang merasakan. Sekilas saja mendadak rasa
itu muncul dengan tanpa permisi, celakanya sering memaksa kita untuk
memuaskannya.
Meski tidak semua individu manusia itu mampu mengurai serpihan rindu itu menjadi hal-hal yang positif. Dan jika itu terjadi maka rindu yang seharusnya menjadi sebuah sensasi manis justru akan berbalik menjadi sebuah siksaan batin. Maka mendefinisikan rasa rindu itu sudah seharusnya dilakukan manusia-manusia yang merasakannya. Mendefinisikannya kemudian menguntainya menjadi sensasi manis yang membentuk kesabaran serta mental dan otak. Agar kita tentu saja tetap berpegang pada logika. Kemudian menjadikannya pelajaran yang berharga, membuatnya menjadi lebih kuat dari waktu ke waktu, menjadikannya pribadi yang terasah dan handal untuk menghadapi ketidakpastian hidup diantara ketidakpastian-ketidakpastian itu sendiri.
Rindu hanyalah suatu kesementaraan saja ketika kita berada dalam bilik ruang itu kemudian kita takjub dan merasa seakan tak mampu untuk keluar karena merasakan keajaiban dari rindu itu sendiri. Bahwa pernah ada sebuah sensasi yang pernah hadir dalam satu masa kehidupan kita dahulu kemudian sempat padam untuk masa yang lama, lalu muncul kembali mewarnai satu masa kehidupan kita di masa kini.
Nikmati saja manisnya karena mungkin pahitnya pernah sekali kita jilati!!!!
No comments:
Post a Comment